-
Email:
Callcenter_djid@komdigi.go.id -
Call us:
159 -
Webmail:
Surel
- Beranda
- Informasi & Publikasi
- Informasi Terkini
Siaran Pers
Peresmian Oleh Menteri Kominfo Tifatul Sembiring Atas Konferensi Internasional Mengenai Kesiapan Pemanfaatan IPv6 Sebagai Dampak Krisis Ketersediaan IPv4
Siaran Pers No. 67/PIH/KOMINFO/6/2010
(Denpasar, 9 Juni 2010). Menteri Kominfo Tifatul Sembiring pada jam 10.00 WITA (09.00 WIB) tanggal 9 Juni 2010 di Bali atau sekitar 1 jam yang lalu baru saja membuka secara resmi suatu konferensi internasional mengenai kesiapan pemanfaatan IPv6 (IPv6 Summit Conference) sebagai dampak krisis keterbatasan IPv4. Acara pembukaan konferensi ini dihadiri oleh Plt Dirjen Postel Muhammad Budi Setiawan, IPv6 Forum Chairperson (Latif Ladid), sejumlah Direktur Utama penyelenggara telekomunikasi, para pengurus dan anggota APJII (Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia) serta sejumlah peserta dan nara sumber dari berbagai negara, yang secara total berjumlah lebih dari 300 peserta konferensi. Pembukaan konferensi tersebut dilanjutkandengan pembacaan deklarasi bagi oleh para peserta konferensi (yang disaksikan langsung oleh Menteri Kominfo dan Plt Dirjen Postel) yang merupakan komitmen bersama untuk konsisten mengatasi krisis ketersediaan IPv4 dan kesiapannya menuju IPv6. Materi deklarasi tersebut adalah sebagai berikut:
Kami yang hadir pada hari ini, terdiri dari para operator jasa telekomunikasi, penyedia layanan, pembuat serta penyedia apikasi, dan penyalur perangkat keras telekomunikasi, secara sadar berkumpul dalam acara "Indonesia IPv6 Summit" di Bali 8-9 Juni 2010. Acara yang kami usung bersama, sebagai momen kesadaran terhadap datangnya krisis IPv4 serta momen kerelaan untuk memulai implementasi IPv6 secara menyeluruh di Indonesia.
Kami menyadari bahwa dengan terus bertumbuhnya pemakaian IP di dunia pada umumnya serta di Indonesia khususnya, maka persediaan IPv4 diseluruh dunia saat ini tinggal 7% saja atau setara dengan 280juta IP.
Kami menyadari bahwa jumlah penduduk Indonesia yang besar, disertai terus tumbuhnya penggunaan layanan Telekomunikasi khususnya internet, terus membutuhkan dukungan dari infrastruktur Telekomunikasi yang di era "next generation network" ini tidak dapat dipisahkan dari ketersediaan IP. Maka kebutuhan dukungan IP ini, perlu disikapi dengan rencana aksi implementasi IPv6 yang secara umum di seluruh dunia diketahui merupakan solusi dari menipisnya ketersediaan IPv4.
Untuk itu, kami semua menyatakan dukungan, terhadap rencana implementasi IPv6 secara menyeluruh di Indonesia, melalui tahapan yang tepat dengan rencana yang matang, sehingga menghasilkan kemanfaatan yang maksimal untuk perkembangan Telekomunikasi, khususnya internet di negeri ini.
Dukungan ini akan kami wujudkan dengan memulai pembuatan rencana dan kemudian diikuti dengan pelaksanaan migrasi IPv4 ke IPv6 secara bertahap, sehingga bersama-sama secara nasional, Indonesia akan "IPv6 Ready" pada tahun 2013.
Menteri Kominfo dalam sambutan pembukaannya mengatakan, bahwa meningkatnya permintaan akan sebuah sumber daya yang tidak diimbangi oleh persediaan yang memadai kelak menimbulkan ancaman kelangkaan. Alamat IP adalah sumber daya Internet yang terbatas, sedangkan jumlah alamat yang mampu didukung oleh IPv4 hanya diatas 4 Milyar alamat saja. Jumlah ini jelas tidak sebanding dengan proyeksi kebutuhan IP dunia dimana Internet berkembang dengan pesat. Untuk itulah, Menteri Kominfo menyampaikan sikap apresiasi pemerintah kepada para stakeholders yang sudah berusaha semaksimal mungkin dengan berbagai daya upaya yang tersedia untuk mengatasi fase menjelang krisis kelangkaap IPv4 dan komitmen kesiapan mereka menuju IPv6. Pemerintah berharap agar para stakeholders untuk memandang penerapan IPv6 kebih dari sekedar tantangan dalam menjaga kelangsungan usaha para penyelenggara telekomunikasi dalam memberikan jasa Internet yang berkualitas kepada masyarakat. Lebih dari itu, penerapan IPv6 akan membuka pintu bagi inovasi dan pertumbuhan internet dalam negeri.
Sebagai contoh, domain .com (dot com) dunia mengalami pertumbuhan rata-rata 8 Juta domain pertahunnya. Fenomena ini juga dipekuat oleh kecenderungan dunia untuk mengadopsi konsep Next Generation Network (atau NGN) dimana setiap perangkat yang terlibat di dalam jaringan tersebut memiliki identitas berupa IP. Maka tidak mengherankan ketika hasil penelitian APNIC menunjukan adanya peningkatan permintaan blok IPv4 sebanyak 35% dalam dua tahun terakhir. Sayangnya, data terkini menunjukan persediaan untuk alokasi IP di tingkat IANA atau Registry Internet dunia tersisa 7% atau 280 Juta alamat saja. Apabila tren kenaikan permintaan blok IPv4 berlanjut, kelangkaan sumberdaya alamat IP akan menjadi kenyataan. Indonesia sebagai bangsa yang menikmati laju pertumbuhan Internet yang pesat dalam beberapa tahun terakhir harus mengantisipasi masalah ini. Dari segi infrastruktur telekomunikasi, pemerintah memproyeksikan mulai beroperasinya Palapa Ring pada akhir 2010, disamping itu masih ada program Kewajiban Universal dimana Kementerian Kominfo menargetkan 10.000 Desa sudah mendapatkan akses Internet pada tahun 2014.
Dengan kata lain, visi dimana infrastuktur komunikasi antar Indonesia bagian barat dengan tImur akan saling terintegrasi dapat terealisasi dalam waktu dekat. Kabar baik ini tentunya perlu didukung dengan sumber daya IP yang memadai. Infrastruktur telekomunikasi tidak akan mampu beroperasi optimal dan berkembang tanpa didukung oleh sumber daya IP. Puncak dari kelangkaan alokasi blok IPv4, sesuai dengan proyeksi para ahli, tinggal 12 hingga18 bulan lagi. Kesigapan kita dalam menyikapi hal ini akan menentukan masa depan perkembangan Internet dalam negeri. Tingkat penggunaan dan ketergantungan eknonomi kita terhadap Internet memang belum berada di tingkat yang sama dengan negara-negara Asia Timur seperti Republik Korea, Cina, Taiwan dan Jepang. Namun kita dapat mengambil pelajaran dari mereka dalam mempersiapkan diri menghadapi masalah ini. Sesuai dengan tujuan awal pengembangan teknologi IPv6, yang diperkenalkan oleh Internet Engineering Task Force (atau IETF) di tahun 1998, dunia telah mengakuinya sebagi solusi permanen dari keterbatasan IPv4. Statistik APNIC menunjukan bahwa alokasi blok IPv6 di kawasan Asia-Pasifik didominasi oleh negara-negara Asia Timur yang merupakan negara-negara maju. Ini adalah refleksi bahwa negara-negara yang perkembangan Internetnya telah maju sekalipun masih merasa perlu untuk tetap berada didepan dalam mempersiapkan kebutuhan sumber daya Internetnya dengan mengadopsi IPv6. Maka, sudah sewajarnya kita mengejar ketertinggalan tersebut.
Seperti diketahui, kekhawatiran akan keamanan transaksi perbankan secara elektronik sempat menjadi topik pemberitaan media belum lama ini. IPv6 menawarkan fitur keamanan berupa mekanisme authentikasi dan enkripsi untuk paket data yang ditransmisikan. Sehingga transaksi data finansial secara elektronik dapat lebih terjamin. Belum lagi seandainya tiap-tiap pelanggan diberikan alokasi alamat IP sebagai bagian dari personalisasi layanan. Sedangkan fitur dukungan terhadap kebutuhan mobilitas tinggi yang ditawarkan IPv6, pada hakikatnya sejalan dengan tren penggunaan Internet di Indonesia yang banyak dilakukan melalui handset. Konsumen di Indonesia cukup menginvestasikan kurang dari Rp. 1 Juta untuk memperoleh ponsel yang dapat mengakses Internet. Dengan diterapkannya IPv6, makaseamless mobile Internet bukan lagi sekedar sebuah impian tetapi merupakan layanan yang kelak menjadi sebuah kebutuhan masyrakat kita.
Layanan transaksi perbankan dan mobile Internet yang disebutkan di atas hanyalah sebuah permulaan. Intinya, kesempatan untuk berinovasi akan terbuka lebar saat IPv6 tuntas diterapkan. IPv6 akan memungkinkan layanan-layanan jasa Internet berkualitas yang sebelumnya sulit untuk terealisasi Pada akhirnya, Business acumen atau kejelian dalam memanfaatkan potensi lahan bisnis baru akan menentukan kemajuan usaha Saudara. Dalam beberapa tahun mendatang kita akan melihat siapa-siapa di ruangan ini yang berhasil memanfaatkan peluang-peluang yang lahir dari penerapan IPv6 untuk mengembangkan portfolio usahanya melalui ide-ide inovatif yang mampu diterapkan menjadi sebuah layanan atau produk yang bernilai tinggi.
---------------
Kepala Pusat Informasi dan Humas Kementerian Kominfo (Gatot S. Dewa Broto, HP: 0811898504, Email: gatot_b@postel.go.id , Tel/Fax: 021.3504024).