-
Email:
Callcenter_djid@komdigi.go.id -
Call us:
159 -
Webmail:
Surel
- Beranda
- Informasi & Publikasi
- Informasi Terkini
Seputar DJID
Open RAN: Dorong Inovasi dan Ketahanan Infrastruktur Digital Indonesia
Jakarta (Infrastruktur Digital) — Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) melalui Direktorat Jenderal Infrastruktur Digital (Ditjen Infradigi) bersama Singapore Telecoms Development Agency (STDA) menyelenggarakan Workshop “Kesempatan dan Rekomendasi untuk Memperkuat Inovasi di Infrastruktur Digital” yang menjadi milestone penting dalam upaya memperkuat ekosistem telekomunikasi nasional.
Acara yang bertempat di Hotel Aston Jakarta Selatan tersebut dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, termasuk perwakilan dari Daniel Urges (STDA), ComTV, MCDA, serta mitra teknologi seperti KCC Tech, Parano Wireless, Telkom University, Edotco, Xerodot, dan TID. Selain itu, operator seluler Telkomsel, Indosat, XL Axiata, PT Telemedia Komunikasi Pratama, dan PT Ekamas Republik turut berpartisipasi dalam forum strategis ini.
Workshop ini menjadi tindak lanjut dari penelitian kelayakan Open RAN untuk kawasan urban di Indonesia yang dilaksanakan dengan dukungan STDA pada 2024–2025. Penelitian tersebut memberikan analisis mendalam mengenai kesiapan Indonesia dalam mengadopsi arsitektur Open RAN sebagai bagian dari rencana pembangunan infrastruktur digital jangka panjang.
Dalam sambutannya, Direktur Penataan SFR, Orbit Satelit, dan Standardisasi Infrastruktur Digital Adis Alifiawan menegaskan bahwa hasil penelitian ini akan menjadi referensi strategis bagi pemerintah, operator, dan mitra teknologi dalam merumuskan arah pengembangan jaringan Indonesia. “Open RAN bukan hanya menawarkan interoperabilitas dan fleksibilitas, tetapi juga membuka ruang besar bagi peningkatan kapabilitas teknologi nasional,” ujarnya, Selasa (2/12/2025).
Open RAN dinilai memiliki potensi tidak hanya untuk wilayah rural—yang menjadi fokus awal penelitian—tetapi juga untuk area urban dan suburban. Seiring kebutuhan kapasitas yang meningkat dan teknologi yang terus berkembang, Open RAN diyakini mampu memberikan alternatif arsitektur jaringan yang lebih adaptif.
Lebih jauh, pemerintah menekankan bahwa adopsi teknologi di Indonesia harus tetap berpijak pada prinsip kebebasan operator dalam memilih strategi jaringan mereka, baik menggunakan legacy RAN, Open RAN, maupun arsitektur lainnya. Pemerintah berperan memastikan seluruh perangkat telekomunikasi yang digunakan memenuhi standar keamanan dan interoperabilitas nasional.
Workshop ini juga penting mengingat Indonesia memasuki fase baru pemanfaatan spektrum, termasuk peluncuran pita 1,4 GHz. Open RAN dinilai mampu menghadirkan fleksibilitas untuk mendukung berbagai skenario implementasi, termasuk pemanfaatan spektrum baru tersebut.
Dengan hadirnya kolaborasi antara pemerintah, operator, industri, dan akademisi, forum ini diharapkan mampu menghasilkan rekomendasi praktis yang memperkuat ketahanan dan inovasi infrastruktur digital nasional.
Sumber/Foto: Humas Infrastruktur Digital