-
Email:
Callcenter_djid@komdigi.go.id -
Call us:
159 -
Webmail:
Surel
- Beranda
- Informasi & Publikasi
- Informasi Terkini
Siaran Pers
Himbauan Radio Silent Untuk Penggunaan Komunikasi Radio Pada Kanal Frekuensi 149 MHz Dan Upaya Untuk Mengurangi Jamming Di Sekitar Lereng Gunung Merapi
Siaran Pers No. 123/PIH/KOMINFO/11/2010
(Jakarta, 7 November 2010). Dalam rangka mendukung monitoring dan evakuasi para pengungsi dan korban akibat meletusnya Gunung Merapi beberapa waktu terakhir ini, telah dilakukan optimalisasi penggunaan perangkat komunikasi radio, baik yang digunakan oleh BNPB, TNI, Polri, Tim SAR dan sejumlah tim relawan lainnya. Namun demikian dalam beberapa hari terakhir ini ditemu kenali adanya tingkat kepadatan penggunaan frekuensi radio yang sangat tinggi pada beberapa kanal frekuensi radio tertentu, dan bahkan salah satu dampaknya yang sangat mengganggu berupa tindakan jamming yang tidak bertanggung jawab oleh beberapa orang tertentu yang sangat mengganggu kinerja BNPB, TNI, Polri, Tim SAR dan tim relawan tersebut meskipun sejauh ini akhirnya dapat diminimalisasi.
Sehubungan dengan itu, Kementerian Kominfo menghimbau kepada sejumlah pengguna komunikasi radio yang kurang berkepentingan pada kanal frekuensi radio di 149 MHz untuk melakukan radio silence mengingat cukup padatnya penggunaannya. Radio silent ini bertujuan untuk memungkinkan pada tim relawan dan petugas khusus untuk dapat memanfaatkannya tanpa ada kendala yang berarti. Himbauan ini tidak mengurangi sikap apresiasi dan terima kasih Kementerian Kominfo kepada berbagai pihak yang selama ini berkontribusi turut membantu penanganan akibat bencana Gunung Merapi melalui penggunaan perangkat komunikasi radio. Namun demikian, untuk efisiensi dan optimalisasi penggunaannya, maka himbauan ini harus dipublikasikan yaitu untuk menunjang efektivitas koordinasi petugas dan tim relawan pada kondisi darurat. Himbauan radio silence ini juga sering diterapkan pada sejumlah event tertentu, seperti saat menjelang pemilihan umum.
Hal lain yang juga perlu diberitahukan kepada masyarakat umum adalah, bahwasanya mengingat batas radius bahaya akibat meletusnya Gunung Merapi telah meluas, maka layanan komunikasi seluler dan FWA (Fixed Wireless Access) di sekitar kawasan yang langsung telah terkena awan panas dan luberan lava Gunung Merapi telah mengalami gangguan karena sejumlah BTS menjadi tidak berfungsi akibat kerusakan fisik dan tidak tercukupinya suplai energi. Beberapa penyelenggara telekomunikasi terus melakukan penanganan akibat gangguan tersebut sejauh memungkinkan. Sedangkan pada daerah-daerah yang tidak terkena lintasan awan panas langsung masih dimungkinkan adanya kualitas layanan telekomunikasi yang cukup baik. Sejumlah posko layanan telekomunikasi gratis juga telah mengalami perpindahan sesuai dengan makin luasnya area radius bahaya. Hanya saja perlu diberitahukan pula, bahwa berbeda dengan pengaruhnya pada sistem keamanan navigasi dan mesin penerbangan, maka abu dan awan panas akibat letusan Gunung Merapi tidak mengganggu gelombang elektro magnetik yang dipancarkan untuk sistem telekomunikasi, sehingga tetap berfungsi secara normal. Gangguan lebih pada kerusakan fisik BTS akibat awan panas langsung dan kelangkaan energi.
---------------
Kepala Pusat Informasi dan Humas (Gatot S. Dewa Broto, HP: 0811898504, Email: gatot_b@postel.go.id , Tel/Fax: 021.3504024).
Sumber ilustrasi: http://www.google.co.id/ imglanding? q=letusan%20merapi &imgurl=http:// static.inilah.com/ data/berita/foto/ 935952.jpg& imgrefurl=http://nasional.inilah.com/read/detail /935952/inilah-letusan-merapi- pagi-tadi&usg =__40bSCLxYu2lc5qzBgcOaGoN4sPo