-
Email:
Callcenter_djid@komdigi.go.id -
Call us:
159 -
Webmail:
Surel

- Beranda
- Informasi & Publikasi
- Informasi Terkini
Seputar DJID
Ditjen Infrastruktur Digital Gandeng Swedfund Tuntaskan Konektivitas 98 Persen Pada 2029
Jakarta (Infrastruktur Digital) – Direktorat Jenderal Infrastruktur Digital Kementerian Komunikasi dan Digital terus melakukan perubahan untuk menuntaskan serta memastikan konektivitas diwilayah 3T dapat terwujud salah satunya dengan menggandeng Swedfund sebagai mitra.
“Hari ini, kami menandai tonggak strategis dalam pembangunan Indonesia dan diharapkan kerjasama ini dapat menutup kesenjangan konektivitas pedesaan di Indonesia” ucap Direktur Jenderal Infrastruktur Digital Wayan Toni Supriyanto, Rabu (3/9/2025).
Direktorat Jenderal Infrastruktur Digital melakukan Perjanjian Hibah Feasibility Study Inclusive Broadband Connectivity for Rural Development dengan Swedfund yang bertujuan untuk mendukung pencapaian target RPJMN dan Renstra Komdigi dalam peningkatan cakupan layanan broadband mobile sebesat 98% pada 2029.
Dirjen Wayan sangat antusias dan berharap kerjsama ini dapat berdampak positif, dikarenakan konektivitas digital merupakan suatu keharusan untuk masa depan kita. Konektivitas digital memungkinkan hasil pembelajaran yang lebih baik bagi anak-anak kita, kesinambungan perawatan dalam layanan kesehatan, produktivitas UMKM dan petani, ketahanan terhadap bencana, dan administrasi publik yang efisien.
Namun, kami juga menyadari kondisi pasar di banyak daerah pedesaan dan terpencil. “masih banyak daerah pedesaan terpencil, keuntungan saja tidak cukup bagi perusahaan untuk berinvestasi, maka dari itu perlu tindakan kolektif antara pemerintah dan mitra internasional menjadi landasan kemajuan yang inklusif” jelasnya.
Dalam sambutannya Wayan mengungkapkan merasa terhormat bisa berkolaborasi dengan Swedfund. Diharapkan kolaborasi ini dimulai dengan langkah awal yang krusial, yaitu Studi Kelayakan untuk Konektivitas Broadband Inklusif untuk Pembangunan Pedesaan, yang dimungkinkan melalui hibah yang besar.
“Atas nama Kementerian Komunikasi dan Digital serta Pemerintah Indonesia, saya ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Swedfund dan Pemerintah Swedia atas dukungan dan kepercayaan Anda terhadap visi kami” ucapnya.
Kami sangat optimis bahwa hasil positif dari studi ini akan membawa kita langsung ke tahap berikutnya dan yang terpenting bagaimana implementasinya. “untuk mengatasi area kosong di Indonesia dan memastikan bahwa setiap orang Indonesia, di mana pun mereka tinggal, memiliki kesempatan untuk menjadi bagian dari masa depan digital bangsa kita” ucapnya.
Sebagai informasi, Swedfund adalah Lembaga Keuangan Pembangunan milik Pemerintah Swedia yang bertugas mengurangi kemiskinan melalui investasi berkelanjutan di negara berkembang, dengan misi mendukung pembangunan ekonomi dan bisnis yang berkelanjutan, serta berfokus pada tujuan seperti pengentasan kemiskinan, perubahan iklim, dan kerja layak.
Pada kesempatan yang sama Duta Besar Swedia untuk Indonesia Daniel Blocker menyambut baik kerjsama ini. Ia menjelaskan bahwa Indonesia dan Swedia memiliki tantangan geografis yang sama-sama sulit dan ini bisa menjadi pembahasan menarik. Dimana bagian utara Swedia tidak banyak penduduk dan wilayah yang cukup ekstrim, sama seperti di Indonesia terkait dengana luas wilayah yang sulit dijangkau.
“Jadi saya pikir kami dapat membawa banyak pengalaman ke meja diskusi. Dan tentu saja, apa yang ingin kami capai di sini persis seperti harapan yang dimiliki oleh Komdigi” ucapnya.
Hal ini tidak hanya akan membuka banyak peluang ekonomi dan bisnis serta memfasilitasi perkembangan ekonomi yang lebih merata di seluruh Indonesia, tetapi juga saat ini menjadi pertanyaan tentang kualitas hidup.
“kami harap melalui studi kelayakan ini dapat menyediakan peta jalan yang dapat diimplementasikan, bukan sekadar dokumen teoritis yang terlupakan di suatu meja, tetapi sesuatu yang dapat kami kerjakan secara nyata” tegas Daniel.
Hadir mewakili Swedfund Fredrik Junestrand meungkapkan Kerjasama diwilayah digitalisasi ini dapat mendorong perkembangan ekonomi dan yang terpenting dapat memutus kesenjangan di Indonesia. “karena konektivitas harus dimiliki oleh seluruh warga Indonesia, dan saya harap Swedfund dapat membantu dengan yang kami punya” ungkapnya.
Kegiatan Penandatanganan Perjanjian Hibah Feasibility Study Inclusive Broadband Connectivity for Rural Development dengan Swedfund diselenggarakan di Menara Danareksa, Jakarta Pusat. Turut dihadiri oleh Direktur Akselerasi Infrastruktur Digital Mulyadi, Kepala Pusat Kelembagaan Internasional Ichwan Makmur Nasution, serta pejabat/staf terkait dan turut hadir President Director Ericsson Indonesia Daniel Ode dan stakeholder terkait.
Sumber/ Foto: Humas Infrastruktur Digital.