-
Email:
Callcenter_djid@komdigi.go.id -
Call us:
159 -
Webmail:
Surel

- Beranda
- Informasi & Publikasi
- Informasi Terkini
Seputar DJID
Dirjen SDPPI Gagas Pelibatan TNI AL dalam Edukasi Radio Nelayan
Jakarta (SDPPI) – Isu interferensi radio komunikasi nelayan terhadap spektrum frekuensi penerbangan mengemuka dalam audensi antara Dinas Komunikasi dan Elektronika Angkatan Laut (Diskomlekal) TNI AL dan Direktorat Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (Dirjen SDPPI) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo).
“Kami yakin, TNI AL punya wibawa di mata nelayan. Kalau dilakukan sosialisasi yang menekankan pentingnya menggunakan frekuensi secara benar, pasti nelayan mau lebih waspada,” kata Dirjen SDPPI Ismail, Kamis (16/12/2021), saat menerima kunjungan Kadiskomlekal Laksamana Pertama TNI Joko Edi Supriyanto beserta jajarannya di Gedung Sapta Pesona Lt 13.
Dirjen SDPPI mengungkapkan permasalahan yang dihadapi lembaganya adalah jumlah dan sebaran nelayan sangat besar. Kebanyakan mereka menggunakan alat komunikias radio all band, yang pancaran gelombangnya mengganggu kemana-mana. “Sampai ada lagu dangdut atau percakapan nelayan masuk di frekuensi pesawat asing. Kita menerima banyak laporan dari sejumlah negara terkait masalah ini,” ungkapnya.
Edukasi ke nelayan, agar memanfaatkan frekuensi secara aman serta tidak membahayakan keselamatan jiwa manusia, sudah kerap dilakukan. Balai dan Loka Monitor, sebagai unit pelaksana teknis (UPT) Ditjen SDPPI di seluruh provinsi, juga sering melaksanakan sosialisasi yang melibatkan otoritas perhubungan laut dan kepolisian. “Tapi, siapa tahu, pihak TNI AL bisa membantu proses pendisiplinan ini,” tambah Ismail.
Menanggapi hal tersebut, Kadiskomlekal Joko Edi Supriyanto mengakui isu interferensi radio nelayan selama ini belum pernah muncul di mereka. “Ini masukan buat kita. Kita punya banyak pangkalan. Karena ini jelas berkaitan dengan persoalan pertahanan negara, saya yakin KASAL akan concern. Ini kepentingan negara. Salah satu tugas TNI AL adalah menjaga keamanan laut termasuk keamanan frekuensi,” tegasnya.
Bangun Sinergi
Audensi kedua lembaga semula bertujuan untuk membangun sinergitas kelembagaan pemerintah dalam menunjang tugas pokok dan fungsi (tupoksi) masing-masing. Kadiskomlekal beserta jajarannya berkesempatan menjelaskan tupoksi mereka. Lembaga yang bermarkas di Cilangkap ini bertugas menyelenggarakan pembinaan komunikasi dan peperangan elektronika (pernika) TNI AL, meliputi dukungan dan pengembangan komunikasi, peperangan elektronika dan operasional komunikasi dalam mendukung tugas TNI AL.
“Kita sudah mengembangkan ini sejak tahun 1980-an. Tapi jalannya terseok-seok. Suatu saat kita bertemu Balmon Jakarta. Ternyata Balmon sudah di 34 provinsi. Muaranya di kami untuk pernika, kita harus bisa bersinergi,” kata Joko Edi.
Ia berharap terbangun kerjasama jejaring komunikasi yang efektif, efisien, andal dan terpercaya dalam rangka memperkuat pertahanan keamanan nasional di berbagai provinsi. Sinergitas juga diperlukan untuk meningkatkan kerjasama operasional dan pelatihan personel terkait pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi yang bisa dilakukan hingga level daerah antara Diskomlek Kotama, Satkom Lantamal bersama UPT Ditjen SDPPI.
Dirjen SDPPI menyambut baik harapan tersebut. Berbagai bentuk kerjasama, baik peningkatan kapasitas personel melalui pendidikan, maupun operasi di lapangan, harus dilakukan guna memperkuat lembaga masing-masing. Apalagi, katanya, aparatur sipil negara (ASN) sangat membutuhkan semacam semangat jiwa korsa yang dimiliki TNI.
“Sentuhan itu perlu untuk nilai integritas, kedisiplinan bagi kami. Silahkan eksplor apa saja yang ada di kami. Yang penting ada penularan semangat dari sentuhan TNI AL,” pungkas Ismail.
Turut hadir mendampingi Dirjen SDPPI, antara lain Direktur Operasi Sumber Daya Dwi Handoko serta Koordinator Monitoring dan Penertiban SFR Andi Faisa Achmad.
Sumber/foto : Gusty Andry/Iwan (setditjen)