-
Email:
Callcenter_djid@komdigi.go.id -
Call us:
159 -
Webmail:
Surel

- Beranda
- Informasi & Publikasi
- Informasi Terkini
Seputar DJID
Dirjen SDPPI Tantang Santri Mencipta Aplikasi
Bagu (SDPPI) – Di Pondok Pesantren Qamarul Huda, Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika (Dirjen SDPPI) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) Ismail menantang para santri untuk mampu menciptakan aplikasi sendiri.
“Buat aplikasi yang menyelesaikan atau mempermudah masalah kita,” kata Dirjen SDPPI, Sabtu (19/3/2022), dalam kunjungan silaturahmi di pesantren yang memilki lebih dari 5.000 santri tersebut.
Ia menjelaskan tentang pentingnya membangun infrastruktur teknologi yang baik di masa depan, termasuk pengembangan software atau aplikasi yang harus dikuasai generasi milenial Indonesia. Sehari-hari, masyarakat Indonesia lebih banyak menggunakan aplikasi buatan asing. Karena itulah, ia mengajak para santri untuk mampu menciptakannya sendiri.
Apalagi, lanjutnya, kita telah masuk dalam kondisi dunia yang telah berubah. Semua harus memanfaatkan ruang digital untuk aktivitas kehidupan, dari sebelumnya secara konvensional menjadi digital.
Menghadapi era transformasi digital itu, katanya, sebagai sebuah bangsa, penting bagi Indonesia menyiapkan generasi penerus dengan literasi digital serta pemahaman menggunakan alat dan perangkat telekomunikasi yang bersertifikat. Termasuk generasi milenial di pondok pesantren yang menempati areal seluas lima hektare lebih di Desa Bagu, Pringgarata, Lombok Tengah.
Ismail pun mengingatkan ancaman perkembangan teknologi informasi di era digital, khususnya bagi generasi milenial. "Jadilah orang yang memiliki kemampuan dan berwawasan digital, karena informasi di dunia digital banyak sekali, kita perlu berhati-hati dengan hoax, ujaran kebencian, fitnah dan sebagainya," katanya.
Lebih lanjut, Dirjen SDPPI juga berpesan agar data dan informasi pribadi tidak disebarkan di media sosial. Data pribadi rentan disalahgunakan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
“Yang paling penting dijaga untuk mengantisipasi perkembangan masalah dunia digital adalah keimanan dan ketakwaan serta membangun keluarga berpemahaman literasi digital. Jangan pernah berhenti belajar, dunia berkembang dengan cepat,” tutupnya.
(Sumber/Foto: Nita/Karina)